Sabtu, 22 Juni 2013

Marhaban Ya Syaru Romadhon

Marhaban Ya Syahru Ramadhan


Ahlan wa Sahlan wa Marhaban ya Syahru Romadhon 1434 H
Marhaban syahrus siyyam
Marhaban syahrul qiyyam
Marhaban ya qodimal an
Marhaban ya qurotu a'yan
Marhaban syahrul qur'an

Ini adalah Teks Lirik Qosidah Syair Sholawat Marhaban Ya Syahru Romadhon
marhaban ya syahru romadhon

Jumat, 21 Juni 2013

Hati Yang Keras

Hinanya Hati Yang Keras



أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata [az-Zumar/39:22]


“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi bertambah semangat untuk mengerjakan ajaran Islam. Dan ini adalah pertanda yang baik bagi seseorang.

“Lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”, yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh”, yaitu mereka yang hatinya tidak lunak ketika diingatkan akan Allâh, tidak khusyû’, tidak paham, tidak sadar dan selalu membangkang.

“Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” yang akan mengantarkan mereka kepada kebinasaan.

Kesalahan Yang Termaafkan

Kesalahan - Kesalahan Yang di Maafkan



عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ تَـجَاوَزَ لِـيْ عَنْ أُمَّتِيْ الْـخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ. حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَـا

Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan." (Ibnu Majjah no 2054)


Rasululloh saw bersabda:

إِنَّ اللهَ تَـجَاوَزَ لِـيْ عَنْ أُمَّتِيْ الْـخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ

Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan.

Yang dimaksud umatku dalam hadits diatas adalah umat ijâbah yaitu umat yang diberikan hidayah oleh Allâh Azza wa Jalla untuk memeluk Islam.

Tentang keliru dan lupa, al-Qur'ân menegaskan bahwa keduanya termaafkan. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

…Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan...” [al-Baqarah/2:286]

Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :

وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

…Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allâh Maha pengampun, Maha penyayang. [al-Ahzâb/33:5]

Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda :

إِذَا حَكَمَ الْـحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ

Jika seorang hakim hendak menghukumi, kemudian ia berijtihad lalu ijtihadnya benar, maka ia mendapat dua pahala. Dan jika ia hendak menghukumi, kemudian berijtihad lalu ijtihadnya salah (keliru) maka ia mendapat satu pahala.

Jumat, 14 Juni 2013

Hukum Menundukkan Pandangan



Hukum Menundukan Pandangan

Pertanyaan dari:
       “Rilla Gussella”

Subject:
        “Pertanyaan”

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

        Di Indonesia sekolahnya kan berbaur antara laki-laki dan perempuan. otomatis kita selalu melihat kawan-kawan kita sehari-hari. 
yang saya ingin tanyakan tentang hukum menundukkan pandangan, karena ada pendapat kalo kita tidak boleh melihat lawan jenis pada pandangan ke 2 ,terus kita boleh melihat tapi dengan pandangan biasa saja. soalnya saya sering dimarahin karena jika saya bicara dengan lawan jenis saya tidak melihat wajahnya.

Syukron
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Amal Dunia Menjadi Ladang Akhirat

DENGAN NIAT, AMAL DUNIA JADI LADANG AKHIRAT


Sial di Dunia Berkah di Akhirat
Di dunia ini banyak ditemukan pasar, tempat orang mengais kesuksesan di dunia. Dan tentunya ada pula pasar-pasar akhirat, tempat menaburkan benih-benih pahala. Karenanya tidak layak bila kesibukan mewujudkan sukses di dunia, melalaikan Anda dari akhirat. Terlalai dari akhirat karena sibuk menumpuk dunia berarti sengsara selamanya. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

تَعِسَ عبد الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ إن أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لم يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وإذا شِيكَ فلا انْتَقَشَ

Semoga kesengsaraan menimpa para pemuja dinar, dirham, dan baju sutra (harta kekayaan), bila diberi ia merasa senang, dan bila tidak diberi, ia menjadi benci. Semoga ia menjadi sengsara dan terus menerus menderita. Dan bila ia tertusuk duri, semoga tiada yang sudi mencabut duri itu darinya. [HR. Bukhâri]

Sebaliknya, lalai dari dunia karena sibuk membangun akhirat berarti sukses di dunia akhirat.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ

... Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allâh, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allâh, niscaya Allâh akan mencukupinya. Sesungguhnya Allâh (berkuasa untuk) melaksanakan urusan yang dikehendakai-Nya. Sesungguhnya Allâh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap urusan." [at Thalâq/65:2-3]

Selanjutnya terserah kepada Anda, ingin sukses dunia akhirat atau sengsara selamanya, walau hidup di lumbung harta benda. Sahabat Ali Radhiyallahu anhu berkata :

ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً ، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ

Kehidupan dunia bergegas menjauh, sedang akhirat kian mendekat, dan masing-masing memiliki pengikut, maka jadilah pengikut akhirat, serta janganlah engkau menjadi pengikut dunia. Karena sejatinya sekarang ini adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab, sedangkan esok (di akhirat) adalah waktu hisab dan bukan beramal. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 8/155]

..:: Perhatian !! terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa kalau mau copy/paste harap cantumkan sumbernya by http://www.koarhan.blogspot.com dan blog ini setiap minggunya akan di update, Attention! thank you for visiting, do not forget to come back again and if you copy / paste please indicate the source by http://www.koarhan.blogspot.com and this blog will be updated every week::..