Majelis Nurul Musthofa
Sabtu, 12 April 2014
Senin, 29 Juli 2013
Robbi fan Fa'na bi Barkatihim ( NEW )
Teks Lirik Qosidah Sholawatan Majelis Nurul Musthofa (NEW 2013)
Pimpinan Habib Hasan bin Ja'far Assegaf
Robbi fan Fa'na bi Barkatihim
Wahdinal khusna bi khurmatihim
Wa amitna fi thorii qotihim
Wa mu'afatin minal fitani
(Nada Sepohon Kayu , Alm Ust. Jeffri Al-Buchori)
Inilah ilmu harus kau pegang
Carilah amal malam dan siang
Jangan kau bosan dgn kebaikan
Amal yg baik kau bawa pulang
Jadilah murid yg patuh setia
Tidak mencaci tidak berdosa
Tidak durhaka kpd org tua
Tidak hiyanat kpd ulama
Jangan sombong bila berilmu
Hafal quran hadis bermutu
Tapi sayang hatinya buntu
Semua org dianggap dungu
Pimpinan Habib Hasan bin Ja'far Assegaf
Robbi fan Fa'na bi Barkatihim
Wahdinal khusna bi khurmatihim
Wa amitna fi thorii qotihim
Wa mu'afatin minal fitani
(Nada Sepohon Kayu , Alm Ust. Jeffri Al-Buchori)
Inilah ilmu harus kau pegang
Carilah amal malam dan siang
Jangan kau bosan dgn kebaikan
Amal yg baik kau bawa pulang
Jadilah murid yg patuh setia
Tidak mencaci tidak berdosa
Tidak durhaka kpd org tua
Tidak hiyanat kpd ulama
Jangan sombong bila berilmu
Hafal quran hadis bermutu
Tapi sayang hatinya buntu
Semua org dianggap dungu
Selasa, 23 Juli 2013
Keindahan Asmaul Husna
KEINDAHAN ASMA-UL HUSNA
Berbicara tentang keindahan Asmâ-ul Husnâ (nama-nama Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang maha indah) berarti membicarakan suatu kemahaindahan yang sempurna dan di atas semua keindahan yang mampu digambarkan dan terbetik oleh akal pikiran manusia.Betapa tidak, Allâh Subhanahu wa Ta’ala adalah dzat maha indah dan sempurna dalam semua nama dan sifat-Nya, yang karena kemahaindahan dan kemahasempurnaan inilah maka tidak ada seorang makhluk pun yang mampu membatasi pujian dan sanjungan yang pantas bagi kemuliaan-Nya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan hal ini dalam sebuah doa beliau yang terkenal:
لا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَما أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Aku tidak mampu menghitung/membatasi pujian/sanjungan terhadap-Mu, Engkau adalah sebagaimana (pujian dan sanjungan) yang Engkau peruntukkan bagi diri-Mu
Sabtu, 22 Juni 2013
Marhaban Ya Syaru Romadhon
Marhaban Ya Syahru Ramadhan
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban ya Syahru Romadhon 1434 H
Marhaban syahrus siyyam
Marhaban syahrul qiyyam
Marhaban ya qodimal an
Marhaban ya qurotu a'yan
Marhaban syahrul qur'an
Ini adalah Teks Lirik Qosidah Syair Sholawat Marhaban Ya Syahru Romadhon
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban ya Syahru Romadhon 1434 H
Marhaban syahrus siyyam
Marhaban syahrul qiyyam
Marhaban ya qodimal an
Marhaban ya qurotu a'yan
Marhaban syahrul qur'an
Ini adalah Teks Lirik Qosidah Syair Sholawat Marhaban Ya Syahru Romadhon
Jumat, 21 Juni 2013
Hati Yang Keras
Hinanya Hati Yang Keras
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata [az-Zumar/39:22]
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi bertambah semangat untuk mengerjakan ajaran Islam. Dan ini adalah pertanda yang baik bagi seseorang.
“Lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”, yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh”, yaitu mereka yang hatinya tidak lunak ketika diingatkan akan Allâh, tidak khusyû’, tidak paham, tidak sadar dan selalu membangkang.
“Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” yang akan mengantarkan mereka kepada kebinasaan.
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata [az-Zumar/39:22]
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi bertambah semangat untuk mengerjakan ajaran Islam. Dan ini adalah pertanda yang baik bagi seseorang.
“Lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”, yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allâh”, yaitu mereka yang hatinya tidak lunak ketika diingatkan akan Allâh, tidak khusyû’, tidak paham, tidak sadar dan selalu membangkang.
“Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” yang akan mengantarkan mereka kepada kebinasaan.
Kesalahan Yang Termaafkan
Kesalahan - Kesalahan Yang di Maafkan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ تَـجَاوَزَ لِـيْ عَنْ أُمَّتِيْ الْـخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ. حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَـا
Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan." (Ibnu Majjah no 2054)
Rasululloh saw bersabda:
إِنَّ اللهَ تَـجَاوَزَ لِـيْ عَنْ أُمَّتِيْ الْـخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan.
Yang dimaksud umatku dalam hadits diatas adalah umat ijâbah yaitu umat yang diberikan hidayah oleh Allâh Azza wa Jalla untuk memeluk Islam.
Tentang keliru dan lupa, al-Qur'ân menegaskan bahwa keduanya termaafkan. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
…Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan...” [al-Baqarah/2:286]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :
وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
…Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allâh Maha pengampun, Maha penyayang. [al-Ahzâb/33:5]
Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda :
إِذَا حَكَمَ الْـحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
Jika seorang hakim hendak menghukumi, kemudian ia berijtihad lalu ijtihadnya benar, maka ia mendapat dua pahala. Dan jika ia hendak menghukumi, kemudian berijtihad lalu ijtihadnya salah (keliru) maka ia mendapat satu pahala.
Jumat, 14 Juni 2013
Hukum Menundukkan Pandangan
Hukum Menundukan Pandangan
Pertanyaan dari:
“Rilla Gussella”
Subject:
“Pertanyaan”
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di Indonesia sekolahnya
kan berbaur antara laki-laki dan perempuan. otomatis kita selalu melihat
kawan-kawan kita sehari-hari.
yang saya ingin tanyakan tentang hukum menundukkan pandangan, karena ada
pendapat kalo kita tidak boleh melihat lawan jenis pada pandangan ke 2 ,terus
kita boleh melihat tapi dengan pandangan biasa saja. soalnya saya sering
dimarahin karena jika saya bicara dengan lawan jenis saya tidak melihat
wajahnya.
Syukron
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Langganan:
Postingan (Atom)