ENERGI: MALAIKAT DAN JIN
Alam semesta,
selain objek‑objek materi, juga mengandung energi‑energi dalam bentuk
listrik, magnetisme, panas, cahaya, dan sebagainya. Al‑Qur'an, di
samping membahas alam semesta yang berupa materi, juga menggunakan
kata‑kata yang terkenal seperti matahari, bulan, bintang‑bintang, dan
sebagainya, sedangkan pokok bahasan mengenai energi tampaknya dibahas
dalam istilah‑istilah seperti malaikat‑malaikat dan jin, yang sangat
tidak dikenal dalam sains/iptek.
Malaikat‑malaikat, menurut pernyataan Nabi MuhammadShallallahu 'Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Muslim, dicipta dari نو ر (nur). Kata nur yang
biasanya diterjemahkan dengan sinar, sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, bisa juga berarti energi radian. Selain itu, kata‑kata Arab ملك (Malak) yang diterjemahkan dengan malaikat juga berarti perasaan kuat, kekuatan atau energi.
Mengenai jin Al‑Qur'an menyatakan:
"Dan Dia [Allah] telah mencipta Jin dari gelombang panas yang dikeluarkan oleh api. "
Sesuatu yang dikeluarkan oleh api, dalam terminologi sains, berarti sinar‑sinar infra atau energi panas.
Dengan mengacu
informasi tersebut di atas, mungkinkah para malaikat dan jin itu
tersusun dari beberapa bentuk energi radian yang tidak dapat kita
persepsi melalui indera‑indera fisik kita tetapi yang ada memberikan
pengaruhnya terhadap kita tanpa kita sadari, sebagaimana sinar X, yang
menembus daging manusia tetapi tidak menimbulkan rasa apa‑apa pada
manusia yang bersangkutan?
Energi Radian
Energi, menurut
sains, bisa dikaitkan dengan materi sebagai energi kimia, energi
mekanik, dan lain‑lainnya, atau bisa ada tanpa adanya materi, yakni di
ruang kosong sebagai energi radian, yang contoh paling terkenalnya
adalah cahaya.
Energi radian
atau radiasi elektromagnetik ditampilkan dalam bentuk
gelombang‑gelombang yang sama dengan gelombang‑gelombang yang terjadi di
permukaan air ketika terganggu oleh batu yang dijatuhkan atau oleh
angin. Ada bermacam‑macam bentuk energi radian, yang berbeda‑beda satu
sama lain dalam panjang gelombangnya (jarak antara satu puncak gelombang
dan puncak gelombang lainnya) dan frekuensinya jumlah gelombang yang
timbul selama satu detik). Rentang frekuensi‑frekuensi dan panjang
gelombang‑gelombang itu sangat besar dan angka‑angka yang menunjukkannya
bisa sangat besar atau sangat kecil, sebagai konsekuensinya angka‑angka
itu harus dinyatakan dalam 10 macam kekuatan seperti dijelaskan berikut
ini:
Panjang gelombang dalam mtr. | Nama Radiasi Elektromagnetik | Frekuensi Kilo saikel per detik 3 |
10-13 - 10-15 | Sinar Kosmik | 1019 - 1020 |
10-11 - 10-13 | Sinar Gama | 1017 - 1019 |
10-8 - 10-11 | Sinar X | 1014 - 1017 |
10-6.5 - 10-8 | Sinar Ultra Violet | 1012 - 1014 |
10-6 - 10-6.5 | Sinar yang terlihat | 1011.5 -1012 |
10-4 - 10-6 | Sinar Infra Merah | 109 - 1011.5 |
104 - 10-4 | Frekuensi Radio | 102 - 109 |
107 - 104 | Frekuensi Audio | 0.1 - 102 |
3) Satu Kilosaikel adalah 1.000 gelombang per detik
Spektrum
elektromagnetik yang diringkaskan di atas menunjukkan bahwa
panjang-panjang gelombang berkisar mulai dari seperjuta-juta milimiter
hingga beberapa ratus kilometer dan frekuensi-frekuensinya berkisar
mulai 100 gelombang per detik hingga 1020 gelombang per
detik. Dalam cakupan panjang dari panjang-panjang gelombang dan
frekuensi-frekuensi ini, cahaya yang terlihat menenmpati porsi yang
sangat besar. Ini berarti bahwa mata kita bersifat sensitif terhadap
radiasi elektromagnetik yang sangat kecil sekalipun dan tidak sensitif
terhadap porsi besar, yang dengan jelas menunjukkan keterbatasan
indera‑indera fisik kita dan membuktikan bahwa hal‑hal yang tidak dapat
dipersepsi oleh indera‑indera fisik kita bisa saja dan memang
benar‑benar ada.
Allah berfirman:
Segala
puji bagi Allah. Dialah yang telah mencipta langit‑langit dan bumi. Dia
yang telah menjadikan malaikat‑malaikat sebagai utusan‑utusan yang
memiliki dua, tiga dan empat buah sayap. 'QS. 35: 1
Pesan‑pesan
kita disampaikan dengan sarana‑sarana radiasi elektromagnetik melalui
radio, televisi, telepon, teleprinter, dan sebagainya. Ayat Al‑Qur'an
yang dikutip di atas, yang menggambarkan para malaikat sebagai
utusan-utusan, mendukung pandangan bahwa para malaikat tersusun dari
energi radian karena para malaikat itu, menurut Al‑Qur'an, dan radiasi
elektromagnetik menurut sains, menyampaikan pesan‑pesan. Kata‑kata Arab جناح (janah)
yang diterjemahkan dengan sayap juga dipergunakan untuk pengertian
kekuatan, yang dalam pengertian itu, para malaikat juga dapat dianggap
sebagai utusan‑utusan yang memiliki berbagai atau beberapa macam
kekuatan.
Apakah keempat
sayap atau kekuatan yang disebut dalam ayat Al‑Qur'an tersebut di atas
menunjukkan makna keempat kekuatan pokok di alam?. Hal ini akan dibahas
lebih lanjut di bagian belakang.
Sesungguhnya
orang‑orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian dia
berpegang teguh dengan pendirian mereka maka turunlah kepada mereka para
malaikat [seraya mengatakan], 'Janganlah kamu merasa takut dan jangan
bersedih; dan gembirakanlah mereka dengan syurga yang telah dijanjikan
Allah untuk kamu. Kamilah pelindung‑pelindungmu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat. Di dalamnya kamu akan mendapatkan apa yang kamu
inginkan dan juga memperoleh apa yang kamu minta; sebagai hiburan yang
diturunkan oleh [Allah] yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.(41:
30-32)
Apakah kita
pemah mendengar, merasakan atau menyadari pesan para malaikat ini:
'Kamilah pelindung‑pelindungmu dalam kehidupan di dunia (ini)' Pesan ini
diberikan kepada orang‑orang yang mengatakan: 'Tuhan kami adalah
Allah." dan kemudian dia berpegang teguh dengan pendirian mereka itu.
Kapan saja, karena beriman kepada Allah, kita ingat dengan‑Nya,
beribadah kepadaNya atau berbuat baik, kita akan mendapatkan kepuasan
tertentu, ketenangan, [atau] sejenis kedamaian pikiran. Apakah
pengalaman atau perasaan ini disebabkan oleh turunnya para malaikat yang
membawa pesan itu dan interaksi mereka dengan pikiran manusia yang
merupakan pusat segala macam penerimaan? Ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini
memberikan tambahan penjelasan mengenai hal ini.
[Ingatlahl
ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku
bersama kamu, maka teguhkanlah [pendirian] orang‑orang yang beriman
itu." Kelak akan Aku jatuhkan rasa takut ke dalam hati orang‑orang
kafir. Sebab itu penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap‑tiap ujung
jari mereka. (8:12)
Kemudian
Allah menurunkan ketenangan‑Nya kepada Rasul‑Nya dan kepada orang‑orang
beriman. Dan Dia menurunkan tentara‑Nya yang tidak kamu ketahui dan
menurunkan siksa kepada orangorang kafir. Dan itulah balasan kepada
orang‑orang kafir itu.'[9:26]
Dalam
momentum‑momenturn kita yang tragik dan meresahkan kita berdoa dan
memohon pertolongan Allah, dan sangat sering terjadi bahwa setelah kita
berdoa kita kelihatan memiliki energi yang segar, harapan dan
kepercayaan diri. Apakah kondisi jiwa kita itu disebabkan oleh interaksi
para malaikat dengan pikiran dan hati kita, dalam bentuk energi radian?
Mengenai masalah kematian, Al‑Qur'an menyatakan:
Katakanlah
[Muhammad], 'Malaikat maut yang diserahi untuk [mencabut] nyawamu
mematikanmu. Kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.'[32:11]
Kematian bisa
disebabkan oleh radiasi yang berat melalui penghancuran sel‑sel tubuh
manusia. Dalam pengobatan kanker, bagian [tubuh] pasien yang rusak
dikenakan radiasi yang menghancurkan sel‑sel kanker itu. Apakah malaikat
maut itu terbentuk dari energi radian, yang menyebabkan kerusakan
sebagian organ vital tubuh manusia, seperti sistem saraf pusat, yang
akhirnya mengakibatkan kematian? Radiasi elektrornagnetik mernang
menghasilkan anestesia pada tikus‑tikus dan obat ini menyebabkan manusia
tidak sadar, [dan] dosisnya yang berlebihan bisa menyebabkan kernatian.
Al‑Qur'an, mengenai malaikat‑malaikat sebagai sahabat‑sahabat manusia, menyatakan:
Baginya
[manusia] ada [malaikat‑malaikat] yang mengikutinya secara bergiliran
di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah
[13:11]
Kita belum
pernah menyadari tentang para malaikat yang menemani kita ini, tetapi
pada kesempatan‑kesempatan tertentu, misalnya ketika menyelamatkan diri
dari kecelakaan‑kecelakaan yang serius kita benar‑benar merasakan adanya
sejumlah kekuatan eksternal yang menyelamatkan kita dari lindasan mobil
atau terjatuh ke dalam jurang.
Mengenai perbuatan‑perbuatan kita, Al‑Qur'an menyatakan:
Dan
sesungguhnya terhadap kamu ada [malaikat‑malaikat] yang mengawasi, yang
mencatat [pekerjaan‑pekerjaanmu]. Mereka mengetahui apa yang kamu
kerjakan [82:10-12]
Kita memiliki
alat‑alat seperti pita‑pita rekaman, kaset-kaset video, dan
kamera‑karnera yang merekam suara-suara dan tindakan‑tindakan kita. Ini
adalah alat‑alat elektronik yang mempergunakan radiasi elektrornagnetik.
Apakah sulit bagi Allah, Sang Pencipta kita, mengatur alat‑alat semacam
itu dalam bentuk malaikat‑malaikat yang tidak terlihat? Apakah
malaikat‑malaikat ini ditugaskan sebagai perekam‑perekam, membantu kita
mengumpulkan kembali sejumlah peristiwa di masa lampau sebagaimana
penyimpan rekaman di suatu kantor yang membantu mengeluarkan arsip lama?
Sangat boleh jadi ingatan kita tidak menyimpan apa‑apa tetapi alat
perekam para malaikat itu berhubungan dengan kita.
Mengenai tugas‑tugas lain para malaikat, Al‑Qur'an menyatakan:
Ya.
Bila kamu tetap sabar dan bersiap siaga, dan mereka menyerang kamu
seketika itu juga, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat
yang memakai tanda. Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya
[Muhammad], dan Jibril dan orang‑orang mu'min yang baik; dan selain itu
para malaikat pun adalah penolongnya juga. [66:4]
Wahai
orang‑orang yang beriman! Jagalah dirimu sekalian dan orang‑orangmu dari
[siksa] neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Di atasnya
ada malaikat-malaikat yang keras dan kejam. Mereka tidak berbuat
ma'siyat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan‑Nya kepada mereka
dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada Mereka.[66:6}
Para
malaikat dan ruh turun atas izin Tuhan. Mereka membawa [program
mengenai] segala hal. Disertai kedamaian hingga saat terbit faJar.
[97:4-5]
Dari ayat‑ayat
yang dikutip di atas terbukti bahwa disamping tugas‑tugas lain yang
tidak diberitahukan kepada kita, para malaikat mengkomunikasikan
pesan‑pesan Allah, menjaga keselamatan manusia, mencatat
perbuatan-perbuatan mereka, menghukum dan membantu, membawa kematian,
menjaga neraka dan turun [ke bumi] dengan membawa berbagai macam urusan.
Dengan demikian tampaknya para malaikat merupakan utusan‑utusan yang
melaksanakan pekerjaan tetapi tidak tampak sebagai materi di alam
sehingga kita tidak dapat melihat mereka dalam bentuknya yang normal.
Bagi ilmuwan segala sesuatu yang mampu melaksanakan pekerjaan adalah
energi, yang juga mendukung pandangan bahwa para malaikat adalah
bentuk‑bentuk energi atau makhluk tertentu yang melakukan peran berbagai
macam energi. Barangkali mereka seperti para eksekutif dalam
pernerintahan yang dipimpin oleh Allah yang hasil‑hasil kinerjanya dapat
dilihat tetapi pelaku‑pelaku aktualnya tidak terlihat.
Jibril
Mengenai [malaikat] Jibril yang juga disebut الروح [Ar‑ruh] atau Jiwa, menyatakan:
Mereka
bertanya kepadamu [Muhammad] tentang Ar‑Ruh. Katakanlah bahwa Ar‑Ruh
itu salah satu di antara urusan Tuhanku. Pengetahuan yang diberikan
kepadamu [mengenai hal itu] hanya sedikit. [17:85]
[Orang‑orang
yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat] ... adalah mereka yang dalam
hati mereka telah ditulis iman [oleh Allah] dan telah dikukuhkan‑Nya
dengan Ruh daripada‑Nya."[58:22]
Dialah
[Allah] Yang meningkatkan beberapa derajat, Yang memiliki 'Arsy
[singgasana alam semesta]. Dialah yang menurunkan Ar‑Ruh membawa
urusan‑Nya kepada sebagian hamba‑hambaNya yang dikehendakiNya untuk
mengingatkan mereka akan Hari Pertemuan.[40:15]
Dengan demikian
Jibril yang tampaknya merupakan utusan untuk berkornunikasi, adalah
energi yang mengilhami manusia. Jadi sebagaimana halnya dengan mata yang
sensitif terhadap corak radiasi elektrornagnetik tertentu (cahaya),
hati para nabi pun tampaknya sensitif terhadap komunikasi dengan Allah
yang dikirimkan melalui Jibril (Ar‑Ruh) yang juga terbukti dari ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Dan
sesungguhnya [Al‑Qur'an] itu diturukan daripada Tuhan Penguasa seluruh
alam semesta. Ar‑Ruh yang terpercaya menurunkannya kepada hatimu
[Muhammad] agar kamu menjadi salah seorang pembawa peringatan dengan
bahasa Arab yang jelas.[26:192-195]
Dalam sistem penyiaran radio (broadcasting system], gelombang‑gelombang
suara dikonversi menjadi gelombang‑gelombang elektromagnetik, yang
mentransformasikan kembali menjadi gelombang‑gelombang suara pada
pesawat penerima, yaitu radio. Apakah pesan Allah yang dikornunikasikan
itu dilakukan dengan cara yang sama, dalam hal ini Jibril mengilhami
hati para rasul yang kemudian mentransformasikan ilham ini menjadi
kata‑kata dalam bahasa yang mereka tuturkan, yaitu bahasa Arab dalam
kasus Nabi MuharnmadShallallahu 'Alaihi wa Sallam?
Sistem
penyiaran radio, televisi, telepon, teleprinter dan sebagainya yang
merupakan alat‑alat untuk menyalurkan radiasi elektrornagnetik, adalah
alat‑alat bikinan manusia. Apakah Allah, Sang Maha Pencipta, tidak mampu
membikin alat‑alat yang sama atau lebih baik dan tidak dapat dilihat
itu?
Al‑Qur'an, Taurat dan Beibel
Al‑Qur'an yang memberi informasi mengenai berbagai komunikasi Allah, menyatakan sebagai berikut.
Dan
demikianlah Kami telah mewahyukan kepadamu [meIalui] Ruh sebagian
perintah Kami. Kamu tidak mengetahui apa [isi] Al-Kitab itu dan [juga]
apakah iman itu. Akan tetapi Kami jadikan ia sebagai sinar yang
dengannya Kami menunjukkan jalan kepada sebagian hamba Kami yang Kami
kehendaki, dan sesungguhnya engkau [Muhammad] pasti akan menunjukkan
kejalan yang lurus.[42:45]
Sesungguhnya Kami telah menurunkan [Kitab] Taurat yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya.[5:44]
... dan Kami telah memberikan kepadanya [Isa, Jesus] Kitab Injil yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya.[5:46]
Al‑Qur'an,
Taurat dan Injil dikatakan memiliki cahaya, atau radiasi. Bagi orang
awam ini berarti cahaya (sinar) yang membantu menemukan jalan yang
benar, tetapi bagi pengkaji sains kata‑kata نور [Nur] memiliki
arti energi radian. Al‑Qur'an bila dibaca akan memberikan berbagai efek
pada hati. Apakah pembacaan Al-Qur'an itu mentransfer
gelombang‑gelombang suara menjadi radiasi elektrornagnetik jenis
tertentu yang mempengaruhi hati pendengamya sehingga menimbulkan
perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata‑kata ‑ suatu perasaan
yang kadang‑kadang membuat orang menangis, bahkan mereka yang sama
sekali tidak memahami makna yang mereka dengar itu?
Ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini tampaknya mendukung pandangan ini.
Dan Kami telah menurunkan melalui Al‑Qur'an bahwa ia merupakan obat dan rahmat bagi orang‑orang yang beriman. [17:82]
Wahai ummat
manusia! Sungguh telah datang nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi
[penyakit] hati dan petunjuk serta rahmat bagi orang‑orang yang beriman.
[10:57]
Dan ketika
mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul engkau melihat mata
mereka menggenang air mata karena mereka mengetahui sebagian dari
kebenaran itu [5:83]
Kenyataan yang
sangat terkenal bahwa beberapa penyakit jasmani dan ruhani disembuhkan
dengan beberapa jenis radiasi elektrornagnetik tertentu. Al‑Qur'an
dikatakan sebagai penyembuh bagi [penyakit] yang ada dalam hati. Apakah
pembacaan Al‑Qur'an, sebagaimana dinyatakan di atas, menimbulkan jenis
radiasi elektromagnetik tertentu. (atau Nur) yang menyembuhkan penyakit-penyakit spiritual, yakni kejahatan yang ada dalam hati?
Daya‑daya Pokok di Alam
Sains sejauh
ini hanya menemukan empat macam daya (tenaga) pokok yang bisa
menjelaskan semua gejala alam: (1) Daya gravitatif, (2) Daya listrik,
(3) Daya nuklir yang kuat (strong nuclear force), dan (4) Daya
kehancuran beta yang lemah (weak beta decay force).
Al‑Qur'an dalam hal ini menyatakan:
Dan milik Allahlah pasukan‑pasukan [daya‑daya] langit dan bumi.[48:4]
Menurut kepercayaan‑kepercayaan Islam yang populer ada empat malaikat penting yang melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
- 1. IsrafiI: membunyikan terompet untuk mengakhiri alam semesta.
- 2. Jibril: mengkomunikasikan pesan‑pesan Allah.
- 3. Mikail : bertugas mengatur hujan, angin dan sebagainya.
- 4. lzra'il: menyebabkan kematian.
Kami sudah
mengemukakan pendapat bahwa para malaikat sebagai energi‑energi atau
makhluk‑makhluk yang menjalankan [tugas] berbagai macam energi, dan
karena semua daya adalah milik Allah, maka marilah kita Iihat apakah
kita dapat mengkorelasikan tugas‑tugas keempat malaikat yang penting itu
dengan keempat daya alam yang pokok itu.
1. Gravitasi - Israfil
Semua benda
langit dan objek‑objek yang ada di permukaannya masing‑masing terikat
bersama oleh daya gravitasi. Jika daya gravitasi itu diperbesar maka
segala sesuatu akan terkumpul bersama dan alam semesta akan hancur dan
jika ia diperkecil maka segala sesuatu akan terpisah [dan] berterbangan
ke mana‑mana. Apakah Israfil yang menjalankan tugas daya gravitasi, yang
sekarang menjaga segala sesuatu dalam keseimbangan tetapi, jika atas
perintah Allah, akan memperbesar daya ini sehingga menyebabkan semua
benda langit terkonsentrasi di satu tempat untuk mengakhiri alam semesta
dan kemudian mereduksi daya gravitasi itu yang akan menyebabkan
terciptanya kembali alam semesta itu?
Mekanisme berakhirnya dan
terciptanya kembali alam semesta itu merupakan tema utama dalam teori Oscillating Universe [atau
Teori Ledakan Hebat] dan sangat boleh jadi bersesuaian dengan peniupan
terompet dua kali untuk mengakhiri dan mencipta kembali alam semesta,
sebagaimana dinyatakan dalam Al‑Qur'an sebagai berikut.
Dan akan
ditiupnya terompet [struktur alam semesta] itu sehingga siapa saja yang
ada di langit‑langit dan bumi akan jatuh tidak sadarkan diri kecuali
orang‑orang yang dikehendaki Allah. Kemudian akan ditiupnya terompet itu
untuk kedua kalinya sehingga mereka akan berdiri melihat.[39:68]
Daya Listrik ‑ Jibril
Telekomunikasi
pada hakikatnya bersifat elektrik. Apakah Jibril menjalankan semua tugas
daya listrik di alam, atau telekomunikasi sebagai satu‑satunya bagian
tugasnya?
Daya Nuklir yang Kuat - Mikail
Panas dan
cahaya yang kita terima dari matahari adalah akibat dari reaksi‑reaksi
nuklir yang terjadi di dalamnya. Cahaya dan panas matahari mendukung
kehidupan di muka bumi. Panas menguapkan air untuk membentuk awan‑awan,
menyebabkan terjadinya perbedaan‑perbedaan temperatur yang mengakibatkan
gerakan angin, yang mendorong awan‑awan dan percikan‑percikan hujan.
Apakah Mikail bertugas menjalankan [reaksi] semua daya nuklir di alam,
termasuk [reaksi‑reaksi] nuklir yang terjadi di matahari itu?
Transformasi Energi menjadi Materi
Sebelumnya kita
sudah mengetahui bahwa materi dan energi bisa saling dikonversikan.
Jika para malaikat adalah energi‑energi, maka apakah mereka pemah
mengambil bentuk materi? Dalam kaitan ini marilah kita kaji ayat-ayat
Al‑Qur'an berikut ini.
Dan para
utusan Kami telah datang kepada Ibrahim membawa berita gembira. Mereka
mengatakan, 'Selamat.' Selamat' kata Ibrahim dan dia pun tanpa
mengulurulur waktu menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
Kemudian ketika melihat bahwa tangan mereka tidak dapat menjamahnya, dia
pun menganggap perbuatan mereka aneh dan merasa takut kepada mereka
...[11:69:70]
Kemudian
Kami kirimkan kepadanya [Maryam] Ruh Kami, maka ia pun menjelma di depan
matanya seperti manusia yang sebenarnya.[19:17]
Dalam kisah
sejarah Nabi Lut a.s. [11:77-81] juga, para utusan dikatakan telah
datang dalam bentuk manusia. Melalui hadis‑hadis yang terkenal dan sahih
kita mengetahui bahwa Jibril muncul sebagai manusia di depan Nabi
Muhammad saw. dan para sahabatnya.
Ayat‑ayat
AI‑Qur'an yang dikutip di atas mendukung pendapat bahwa para malaikat
dan Ruh itu merupakan bentuk‑bentuk energi radian yang berbeda‑beda
karena mereka juga dapat berubah menjadi bentuk‑bentuk materi
sebagaimana energi berubah menjadi materi.
Jin
Mengenai jin Al‑Qur'an menyatakan:
Dan jin telah Kami cipta sebelumnya dari gelombang api yang sangat panas.[15:27]
Dan di antara jin‑jin itu ada yang bekerja untuknya atas izin Tuhannya. [34:12]
Ayat‑ayat
Al‑Qur'an ini memberikan kesan kepada kita bahwa jin pun, sebagaimana
para malaikat, merupakan energi radian dan diberi pekerjaan oleh Allah.
Di banyak
tempat dalam Al‑Qur'an, jin‑iin itu disebut bersama‑sama dengan manusia
dan pada satu tempat tujuan utama penciptaan mereka disebutkan sebagai
berikut.
Sesungguhnya Aku tidak mencipta Jin dan manusia kecuali agar [mereka] beribadah kepada‑Ku." [51:56]
Dalam bidang
Fisika Quantum sudah ditunjukkan bahwa sebuah photon tunggal (partikel
cahaya) atau sebuah elektron, bisa dijatuhkan di sebuah layar yang
memiliki dua buah lubang sempit, kita mendapatkan pola penerimaan
sinyal yang memberikan kesan bahwa photon atau elektron tunggal
menerobos melalui kedua lubang itu secara simultan. Bagi setiap
pengamat yang melihat photon atau elektron itu datang melalui salah satu
di antara lubang‑lubang itu, maka ada pengamat lain di dunia lain yang
melihatnya melalui bagian integral eksperimen itu dan tidak ada sesuatu
pun bila ia tidak dipersepsi. Kedua pengamat itu. sama‑sama benar. Alam
semesta membagi dirinya menjadi dua. Apakah pengamat lain itu Jin yang
berhubungan dengan manusia tertentu itu?
Diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah
berabda: 'Tidak ada seorang pun di antara kamu tetapi ada yang bertugas
mengawasinya, seorang sahabat di antara Jin‑jin dan seorang di antara
para Malaikat. [HR Muslim]
Syetan
Mengenai syetan atau Iblis, Al‑Qur'an menyatakan:
Dia
[Iblis] berkata, 'Saya lebih baik daripada dia [manusia, Adam] Engkau
mencipta saya dari api dan Engkau mencipta dia dari tanah liat.[7:12]
Maka mereka [para malaikat] pun bersujud [kepada] Adam, kecuali Iblis.
Dia adalah dari Jin dan kemudian mereka membangkang perintah Tuhannya.
[7:12]
Mereka
[Iblis] berjanji kepada mereka [manusia] dan membangkitkan angan‑angan
kosong kepada mereka. Sesungguhnya yang dijanjikan oleh Syetan kepada
mereka hanyalah tipu daya."[4:120]
...
sehingga Dia [Allah] menjadikan apa yang disampaikan oleh Syetan itu
cobaan bagi orang‑orang yang hatinya berpenyakit dan yang hatinya
keras."[22:53]
Ayat‑ayat
Al‑Qur'an ini menunjukkan bahwa Iblis juga dicipta dari bentuk energi
yang sama sebagaimana Jin. Dia tersusun dari energi dan manusia dari
materi. Barangkali karena menyadari kemungkinan bisa terjadinya
antaraksi antara materi dan energi, maka dia menyatakan: 'Saya akan
menyesatkan mereka [manusia] dan menggoda mereka dengan
kesenangan-kesenangan semu. ' Beberapa jenis penyakit jasmani
disebabkan oleh bibit‑bibit penyakit yang tidak terlihat, sama halnya
dalam penyakit-penyakit kehidupan spiritual di hati disebabkan oleh
Iblis.
Penyakit‑penyakit jasmani disembuhkan dengan obat dan dalam
beberapa kasus, dengan radiasi elektromagnetik, maka demikian pula
halnya dengan penyakit‑penyakit hati, sebagaimana dinyatakan sebelumnya,
bisa disembuhkan dengan Al‑Qur'an, yang dinyatakan sebagai 'Nur'dan dipahami dengan makna energi radian.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dilaporkan
pemah bersabda, sebagaimana disebutkan sebelumnya, seorang Jin dan
seorang Malaikat menemani setiap orang. [HR Muslim] Sangat boleh jadi
Malaikat itu membisikkan ke dalam hati manusia gagasan‑gagasan yang baik
dan Jin dengan gagasan‑gagasan jahat. Bisikan atau ilham dari Malaikat
itu mungkin berupa apa yang kita sebut kesadaran yang membantu
membedakan antara yang baik dan buruk dan mendorong kita untuk berbuat
baik dan [bisikan] Syetan boleh jadi berupa keinginan jahat kita yang
menimbulkan pikiran‑pikiran jahat dan yang menggoda kita untuk melakukan
kejahatan. Dua corak bisikan atau ilham ini adalah penyebab-penyebab
utama semua tindakan dan perbuatan manusia, salah satunya menuju ke
surga dan yang lain ke neraka.
Hubungan antara Manusia, Malaikat dan Jin
Penyataan bahwa
hati atau jiwa kita sensitif terhadap bisikan atau ilham atau, dengan
bahasa sains, terhadap radiasi elektromagnetik, melalui Jiwa, para
Malaikat, Jin atau Syetan, tidak berarti bahwa hati atau jiwa manusia
berisi instrumen‑instrumen seperti transmitter, amplifier, transformer, dan
sebagainya. la hanyalah berarti bahwa pekerjaan‑pekerjaan yang
dilakukan oleh alat‑alat ini atau alat‑alat lain di dunia materi
dilakukan oleh hati dan atau jiwa di dunia spiritual disamping
fungsi-fungsinya yang lain, jiwa manusia adalah komputer terbaik di
muka bumi. Ini tidak berarti bahwa otak itu sama dalam konstruksinya
dengan komputer elektronik; ia hanya berarti bahwa otak melaksanakan
pekerjaan‑pekerjaan yang sama dengan yang dikerjakan oleh komputer
elektronik. Otak dan komputer berbeda ukurannya, mekanismenya dan
konstruksi materialnya, namun sifat pekerjaan yang dilakukannya sama.
Dengan demikian
manusia tampaknya merupakan perpaduan yang erat antara gejala‑gejala
materi dan energi. Keyakinan pada hakikatnya bersifat spiritual dan para
Malaikat merupakan hal penting dalam keyakinan Muslim sebagaimana
terbukti dari ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Akan
tetapi kebaikan itu adalah siapa saja yang beriman kepada Allah, Hari
Akhir, para malaikat kitab‑kitab [Allah] dan para nabi [Allah].[2:177]
Keyakinan atas
adanya para Malaikat, dalam semua pengertian yang sudah dikemukakan
sejauh ini, berarti keyakinan atas adanya energi‑energi berikut
efekefeknya dan bahwa energi‑energi ini sudah dicipta oleh Allah, yang
perbedaamya hanya dalam nama‑namanya saja. Al-Qur'an lebih lanjut
menyatakan sebagai berikut.
Dan
[ingatlah] ketika Kami berbicara dengan para malaikat 'Bersujudlah kamu
sekalian kepada Adam!' Maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Dia
enggan melakukannya dan bersombong diri. Dan dia tennasuk kelompok
kafir.[2:34]
Menurut ayat
Al‑Qur'an tersebut di atas para malaikat disuruh bersujud kepada Adam
as. Sernuanya taat kecuali Iblis. Ini berarti bahwa IbIis juga diakui
sebagai malaikat, tetapi menurut ayat lain dalam Al‑Qur'an [18:50],
Iblis dinyatakan sebagai Jin. Dengan memperhatikan makna ini, katakata
Arab ملائكة [Mala'ikah],jamak dari kata ملك [Malak]
untuk makhluk Malaikat tampaknya mempunyai makna energi‑energi yang
dalam hal ayat Al‑Qur'an tersebut di atas, berarti semua energi
diperintah oleh Allah untuk bersujud [tunduk] kepada manusia, dan
semuanya mematuhi kecuali energi jahat, yaitu IbIis.
Manusia ditugaskan
untuk mengendalikan berbagai energi itu karena[nya] Allah memerintah
energi‑energi itu untuk tunduk di bawah kontrolnya [manusia]. Karena itu
penghargaan terhadap kemajuan yang dicapai dalam sains dan teknologi
kembali kepada Allah dan bukan kepada manusia. Karena hak untuk
memerintah berbagai energi itu bukan merupakan keberhasilan manusia,
maka meletakkan energi yang jahat, yakni Syetan, di bawah kontrolnya
sajalah yang merupakan keberhasilannya. Sebenamya inilah satu-satunya
tantangan yang dihadapkan kepadanya. Apakah kita tidak akan melakukan
usaha secara sungguh‑sungguh ke arah ini dengan mengikuti
perintah‑perintah yang terkandung dalam Al‑Qur'an?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar